Senin, 01 Agustus 2011

Indahnya Berperasangka Baik

Dua laki-laki bersaudara bekerja di sebuah pabrik kecap dan sama-sama belajar agama islam untuk sama-sama mengamalkan ilmunya dalam kehidupan sehari-hari semaksimal mungkin. Mereka berjalan kaki mengaji kerumah gurunya yang jaraknya sekitar 10 KM dari rumah peninggalan orangtua mereka.

Suatu ketika sang kakak berdo'a memohon rezeki untuk membeli sebuah Mobil supaya dapat dipergunakan untuk sarana angkutan dia dan adiknya bila pergi mengaji. Allah mengabulkannya, tak lama kemudian sebuah mobil dapat dia miliki dikarenakan mendapatkan bonus dari perusahaannya bekerja.

Lalu sang kakak berdo'a memohon seorang istri yang sempurna, Allah mengabulkannya, tak lama kemudian sang kakak bersanding dengan seorang gadis yang cantik serta baik perangai.

Kemudian berturut-turut sang Kakak berdo'a memohon kepada Allah akan sebuah rumah yang nyaman, pekerjaan yang layak, dan lain-lain dengan itikad supaya bisa lebih ringan dalam mendekatkan diri kepada Allah. Dan Allah selalu mengabulkan semua do'anya itu.

Sementara itu sang Adik tidak ada perubahan sama sekali, hidupnya tetap sederhana, tinggal di rumah peninggalan orang tuanya yang dulu dia tempati bersama dengan Kakaknya. Namun karena kakaknya seringkali sibuk dengan pekerjaannya sehingga tidak dapat mengikuti pengajian, dan sang adik sering kali harus berjalan kaki untuk mengaji kerumah guru mereka.

Suatu saat sang Kakak merenungkan dan membandingkan perjalanan hidupnya dengan perjalanan hidup adiknya, dan dia teringat adiknya selalu membaca selembar kertas apabila dia berdo'a menandakan adiknya tidak pernah hafal bacaan untuk berdo'a. lalu datanglah ia kepada adiknya untuk menasihati adiknya supaya selalu berdo'a kepada Allah dan berupaya untuk membersihkan hatinya, karena dia merasa adiknya masih berhati kotor sehingga do'a-do'anya tiada dikabulkan oleh Allah azza wa jalla.

Sang adik terenyuh dan merasa sangat bersyukur sekali mempunyai kakak yang begitu menyayanginya, dan dia mengucapkan terima kasih kepada kakaknya atas nasihat itu.

Suatu saat sang adik meninggal dunia, sang kakak merasa sedih karena sampai meninggalnya adiknya itu tidak ada perubahan pada nasibnya sehingga dia merasa yakin kalau adiknya itu meninggal dalam keadaan kotor hatinya sehubungan do'anya takpernah terkabul.

Sang kakak membereskan rumah peninggalan orang tuanya sesuai dengan amanah adiknya untuk dijadikan sebuah mesjid. Tiba-tiba matanya tertuju pada selembar kertas yang terlipat dalam sajadah yang biasa dipakai oleh adiknya yang berisi tulisan do'a, diantaranya Al-fatehah, Shalawat, do'a untuk guru mereka, do'a selamat dan ada kalimah di akhir do'anya:

"Yaa, Allah. tiada sesuatupun yang luput dari pengetahuan Mu,

Ampunilah aku dan kakak ku, kabulkanlah segala do'a kakak ku, bersihkanlah hati ku dan berikanlah kemuliaan hidup untuk kakakku didunia dan akhirat, "

Sang Kakak berlinang air mata dan haru biru memenuhi dadanya, tak dinyana ternyata adiknya tak pernah satukalipun berdo'a untuk memenuhi nafsu duniawinya.

Hidayah Dari Tuhan

Seorang laki-laki sedang tertidur di bawah pohon besar. Kemudian dia bermimpi ada cahaya terang mendatanginya. Dia bermimpi bertemu Tuhan.

Tuhan berkata kepadanya bahwa ada pekerjaan yang harus dilakukannya. Lalu Tuhan menunjukkan kepadanya sebuah batu besar di depan pondoknya. Tuhan menjelaskan bahwa ia harus mendorong batu itu dengan seluruh kekuatannya.

Hal ini dikerjakan laki-laki itu setiap hari. Berbulan-bulan ia bekerja sejak matahari terbit sampai terbenam, pundaknya sering menjadi kaku menahan dingin, ia kelelahan karena mendorong dengan seluruh kemampuannya. Setiap malam laki-laki itu kembali ke kamarnya dengan sedih dan cemas, merasa bahwa sepanjang harinya kosong dan tersia-sia.

Ketika laki-laki itu mulai putus asa, si Iblispun mulai mengambil bagian untuk mengacaukan pikirannya "Sekian lama kau telah mendorong batu itu tetapi batu itu tidak bergeming. Apa kau ingin bunuh diri? Kau tidak akan pernah bisa memindahkannnya."

Lalu, ditunjukkannya pada laki-laki itu bahwa tugas itu sangat tidak masuk akal dan salah. Pikiran tersebut kemudian membuat laki-laki itu putus asa dan patah semangat.

"Mengapa aku harus bunuh diri seperti ini?" pikirnya.

"Aku akan menyisihkan waktuku, dengan sedikit usaha, dan itu akan cukup baik."

Dan itulah yang direncanakan, sampai suatu hari diputuskannya untuk berdoa dan mengadu segala permasalahannya itu kepada Tuhan.

"Tuhan," katanya "Aku telah bekerja keras sekian lama dan menjalankan perintah-Mu, dengan segenap kekuatanku melakukan apa yang Kau inginkan. Tetapi sampai sekarang aku tidak dapat menggerakkan batu itu setengah milimeterpun. Mengapa? Mengapa aku gagal?'

Tuhan berkata,"Hambaku, ketika aku memintamu untuk melaksanakan perintah-Ku dan kau menyanggupi, Aku berkata bahwa tugasmu adalah mendorong batu itu dengan seluruh kekuatanmu seperti yang telah kau lakukan. Tapi tidak sekalipun Aku berkata bahwa kau mesti menggesernya. Tugasmu hanyalah mendorong. Dan kini kau datang padaKu dengan tenaga terkuras, berpikir bahwa kau telah gagal. tetapi apakah benar?”

”Lihatlah dirimu. Lenganmu kuat dan berotot, punggungmu tegap dan coklat, tanganmu keras karena tekanan terus- menerus, dan kakimu menjadi gempal dan kuat. Sebaliknya kau telah bertumbuh banyak dan kini kemampuanmu melebihi sebelumnya. Meski kau belum menggeser batu itu. Tetapi ketaatanmu adalah menurut dan mendorong dan belajar untuk setia dan percaya akan hikmah yang akan Kuberikan kepadamu."

Lelaki itu tiba-tiba terbangun dari mimpinya, dan bersujud syukur karena ia merasa dan paham bahwa ia telah mendapatkan hidayah-Nya.

Kamis, 30 Juni 2011

River Plate: Sang Jawara Menjadi Pecundang

Susana di dalam stadion
Akhir pekan lalu adalah mimpi buruk bagi para pendukung Club Atletico River Plate atau yang populer dikenal River Plate. Ya, klub yang berjuluk Los Millonarios tersebut untuk pertama kalinya terdegradasi ke divisi Nacional B atau kasta kedua Liga Argentina. Ini merupakan prestasi terburuk sepanjang 110 tahun klub itu berdiri. 

Pemegang gelar 33 Primera Divison Argentina ini terdegradasi setelah kalah melawan Belgrano dengan agregat 1-3.Setelah pertandingan leg kedua yang berakhir 1-1 di kandangnya, suporter River Plate melampiaskan kekecewaannya dengan merusak fasilitas publik di sekitar stadion. Dalam kerusahan ini, sedikitnya 50 orang ditahan dan 80 orang terluka 35 orang diantaranya adalah polisi. So, adios River...!



Suporter River Plate bentrok dengan petugas keamanan
Sesudah kericuhan di dalam stadion
Suasana di luar stadion


Kamis, 07 April 2011

Fatherless

"...like my father come to past seven years has gone so fast wake me up when september ends"

Hal yang tidak pernah aku lupakan sepanjang hidupku. Dan aku tidak menyangka sesuatu yang sangat menyedihkan akan menimpaku....

02 Mei 2004, waktu itu jam menunjuk pukul 12 dimana aku dan sepupuku sedang asyik bermain video game. Namun, permainan itu berakhir setelah nenekku dengan terburu - buru dan kemudian mengajak kami ke rumah sakit. Aku tak tahu apa yang sedang terjadi. Tapi firasatku mengatakan ada sesuatu yang sedang terjadi.

Setelah sampai di rumah sakit, kekhawatiranku menjadi kenyataan. Ayahku terbaring lemah dan dalam kondisi kritis. Waktu itu umurku mau menginjak 9 tahun. Aku tidak tahu apa yang sedang terjadi dengannya selain hanya menangis. Ibu dan kakakku berdoa sambil berlinangan air mata meminta kepada Yang Kuasa untuk memberi kesembuhan kepada ayahku.

Hari yang semakin siang. Dan tepat pukul 2 ayahku terbang ke surga tanpa mengajak kami. Ibuku menangis tiada henti. Ia bilang ini seperti mimpi. Semua orang menangis kecuali diriku yang bingung dengan suasana yang ada. Orang - orang yang tadi membenciku tiba - tiba memelukku dengan perasaan sedih. Aku jadi semakin bingung dan kemudian ikut menangis.

Kini, hampir tujuh tahun berlalu ayahku pergi. Tak ada yang tersisa, kecuali rasa kehilangan yang mendalam. Dan kini ibuku menikah lagi dengan orang lain, membuat hidupku berubah total. Dari anak yang baik berubah menjadi berandal, penjahat kecil yang tak bermoral. Semua itu aku lakukan karena 'penghianatan' yang dilakukan ibuku terhadap ayahku. Dan juga untuk mengusir rasa sedih yang tak kunjung padam.

Hingga suatu saat aku menemukan lagu yang berjudul Wake Me Up When September Ends. Aku tak tahu makna yang terkandung dalam lagu itu. Yang pasti, lagu itu diciptakan untuk mengenang orang yang telah pergi untuk selama - lamanya...

Sabtu, 26 Maret 2011

Kekayaan, Kesuksesan, dan Cinta

Walaupun cerita ini adalah cerita yang aku ambil dari pesan facebok, tapi tak ada salahnya untuk dibaca. Karena memiliki makna yang dalam, dan mungkin kalian akan rugi jika tidak membacanya...ENJOY



Suatu ketika, ada seorang wanita yang kembali pulang ke rumah, dan ia melihat ada 3 orang pria berjanggut yang duduk di halaman depan. Wanita itu tidak mengenal mereka semua.

Wanita itu berkata, " Aku tidak mengenal Anda, tapi aku yakin Anda semua pasti sedang lapar. Mari masuk ke dalam, aku pasti punya sesuatu untuk mengganjal perut. Pria berjanggut itu lalu balik bertanya, " Apakah suamimu sudah pulang ? " Wanita itu menjawab, " Belum, dia sedang keluar. " Oh kalau begitu, kami tak ingin masuk. Kami akan menunggu sampai suamimu kembali ", kata pria itu.

Di waktu senja, saat keluarga itu berkumpul, sang isteri menceritakan semua kejadian tadi. Sang suami, awalnya bingung dengan kejadian ini, lalu ia berkata pada istrinya, " Sampaikan pada mereka, aku telah kembali, dan mereka semua boleh masuk untuk menikmati makan malam ini. Wanita itu kemudian keluar dan mengundang mereka untuk masuk ke dalam ".

" Maaf, kami semua tak bisa masuk bersama-sama ", kata pria itu hampir bersamaan. " Lho, kenapa ?" tanya wanita itu karena merasa heran. Salah seorang pria itu berkata, " Nama dia Kekayaan," katanya sambil menunjuk seorang pria berjanggut di sebelahnya, " Sedangkan yang ini bernama Kesuksesan, sambil memegang bahu pria berjanggut lainnya. Sedangkan aku sendiri bernama Cinta. Sekarang, coba tanya kepada suamimu, siapa diantara kami yang boleh masuk ke rumahmu ?"

Wanita itu kembali masuk ke dalam, dan memberitahu pesan pria di luar. Suaminyapun merasa heran. " Ohho ... menyenangkan sekali. Baiklah, kalau begitu, coba kamu ajak si Kekayaan masuk ke dalam. Aku ingin rumah ini penuh dengan Kekayaan." Istrinya tak setuju dengan pilihan itu. Ia bertanya, " Sayangku, kenapa kita tak mengundang si Kesuksesan saja? Sebab sepertinya kita perlu dia untuk membantu keberhasilan panen kebun kita."

Ternyata, anak mereka mendengarkan percakapan itu. Ia pun ikut mengusulkan siapa yang akan masuk ke dalam rumah. " Bukankah lebih baik jika kita mengajak si Cinta yang masuk ke dalam ? Rumah kita ini akan nyaman dan penuh dengan kehangatan Cinta." Suami-istri itu setuju dengan pilihan buah hati mereka. " Baiklah, ajak masuk si Cinta ini ke dalam. Dan malam ini, Si Cinta menjadi teman santap malam kita."

Wanita itu kembali keluar, dan bertanya kepada 3 pria itu. " Siapa diantara Anda yang bernama Cinta ? Ayo, silahkan masuk, Anda menjadi tamu kita malam ini." Si Cinta bangkit, dan berjalan menuju beranda rumah. Ohho .. ternyata, kedua pria berjanggut lainnya pun ikut serta. Karena merasa ganjil, wanita itu bertanya kepada si Kekayaan dan si Kesuksesan " Aku hanya mengundang si Cinta yang masuk ke dalam, tapi kenapa kamu ikut juga ?"

Kedua pria yang ditanya itu menjawab bersamaan. " Kalau Anda mengundang si Kekayaan, atau si Kesuksesan, maka yang lainnya akan tinggal di luar. Namun, karena Anda mengundang si Cinta, maka, kemanapun Cinta pergi, kami akan ikut selalu bersamanya. Dimana ada Cinta, maka Kekayaan dan Kesuksesan juga akan ikut serta."

" Sebab, ketahuilah, sebenarnya kami buta. Dan hanya si Cinta yang bisa melihat. Hanya dia yang bisa menunjukkan kita pada jalan kebaikan, kepada jalan yang lurus. Maka, kami butuh bimbingannya saat berjalan. Saat kami menjalani hidup ini...

Jumat, 25 Maret 2011

Secuil Cerita tentang Diriku

Sebenarnya aku malas untuk menulis tentang diriku. Tapi, apa boleh buat artikel dalam blog ini hanya sedikit....

Anak kedua dari dua bersaudara lahir pada tanggal 2 Desember 1995 di sebuah rumah sakit di kawasan Wonokromo, Surabaya. Selama masa kecilku aku tinggal di daerah Gubeng Klingsingan(dekatnya Stasiun Gubeng). Di sini aku tumbuh besar, hidup dengan ceria dan bahagia. Namun kecerian itu musnah saat ayahku meninggalkanku untuk selamanya saat usiaku menginjak 8 tahun. Hingga saat ini aku masih merasakan kehilangan yang begitu besar, sulit untuk melupakannya.



Saat ini aku tinggal di kawasan Jemursari, sebuah lingkungan baru yang sangat aneh bagiku. Namun aku sangat menikmatinya. Disini aku menemukan banyak hal baru dalam hidupku, dan mungkin dapat menutupi sedikit kesedihanku pasca meninggalnya ayahku.

Keseharianku, aku adalah anak yang bengal, 'korak', dan selalu bertindak bodoh. Aku begitu karena aku ingin sekali melupakan kisah sedihku di masa lalu. Tapi aku juga tidak lupa untuk selalu mendoakan ayahku yang sudah tiada agar Tuhan mengampuni dosa - dosanya. Amin