Kamis, 07 April 2011

Fatherless

"...like my father come to past seven years has gone so fast wake me up when september ends"

Hal yang tidak pernah aku lupakan sepanjang hidupku. Dan aku tidak menyangka sesuatu yang sangat menyedihkan akan menimpaku....

02 Mei 2004, waktu itu jam menunjuk pukul 12 dimana aku dan sepupuku sedang asyik bermain video game. Namun, permainan itu berakhir setelah nenekku dengan terburu - buru dan kemudian mengajak kami ke rumah sakit. Aku tak tahu apa yang sedang terjadi. Tapi firasatku mengatakan ada sesuatu yang sedang terjadi.

Setelah sampai di rumah sakit, kekhawatiranku menjadi kenyataan. Ayahku terbaring lemah dan dalam kondisi kritis. Waktu itu umurku mau menginjak 9 tahun. Aku tidak tahu apa yang sedang terjadi dengannya selain hanya menangis. Ibu dan kakakku berdoa sambil berlinangan air mata meminta kepada Yang Kuasa untuk memberi kesembuhan kepada ayahku.

Hari yang semakin siang. Dan tepat pukul 2 ayahku terbang ke surga tanpa mengajak kami. Ibuku menangis tiada henti. Ia bilang ini seperti mimpi. Semua orang menangis kecuali diriku yang bingung dengan suasana yang ada. Orang - orang yang tadi membenciku tiba - tiba memelukku dengan perasaan sedih. Aku jadi semakin bingung dan kemudian ikut menangis.

Kini, hampir tujuh tahun berlalu ayahku pergi. Tak ada yang tersisa, kecuali rasa kehilangan yang mendalam. Dan kini ibuku menikah lagi dengan orang lain, membuat hidupku berubah total. Dari anak yang baik berubah menjadi berandal, penjahat kecil yang tak bermoral. Semua itu aku lakukan karena 'penghianatan' yang dilakukan ibuku terhadap ayahku. Dan juga untuk mengusir rasa sedih yang tak kunjung padam.

Hingga suatu saat aku menemukan lagu yang berjudul Wake Me Up When September Ends. Aku tak tahu makna yang terkandung dalam lagu itu. Yang pasti, lagu itu diciptakan untuk mengenang orang yang telah pergi untuk selama - lamanya...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar